
Serda (K) Dessy Alvionita, tidak menyangka kalau bisa menang di kejuaraan terjun payung di kota Qionglai, Cina, tahun lalu.
Bagi Sersan Dua Dessy Alvionita, tidak menyangka kalau bisa menang di kejuaraan terjun payung di kota Qionglai, Cina, tahun lalu. Pasalnya, itulah kali pertama dara kelahiran Kutai Barat, Kalimantan Timur, 22 tahun lalu mengikuti event resmi.
“Sekalinya mengikuti kejuaraan resmi langsung harus menghadapi lawan dari 42 negara. Puji Tuhan, saya bisa menjadi pemenang ke-5 nomor perseorangan,” ujar Dessy. Hasil itu melengkapi kemenangan 2 rekannya satu tim yakni Anik Mulyani dan Maria Ngaibawor masing-masing di peringkat 3 dan 4. Sedang juara 1 dan 2 diraih peterjun payung asal Cina dan Jerman. Dessy baru setahun 6 bulan mulai belajar terjun payung. Total terjun payungnya juga baru 3272 kali alias masih minim. Tapi kesukaannya terhadap hal-hal yang
menantang membuat anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Tarsisius dan Magdalena Tauyah ini cepat menguasai terjun payung yang menjadi pilihan kegiatan di tempat dinasnya di Kopassus.
Diam-diam ternyata Dessy juga seorang karateka. Dan sekarang sudah menyandang Dan Cokelat. “Saya tinggal di kota kecil, jadi susah untuk bisa melanjutkan menjadi Dan Hitam karena keterbatasan sasana latihan karate,” tegasnya.
Dari olahraga beladiri ini pula, Dessy juga berhasil mengharumkan kesatuan baret merah dengan menjuarai kelas min. 55 kg pada Panglima Cup 2 tahun lalu.
Akan halnya soal terjun payung, dara mungil memang sudah melakukan pendidikan secara khusus selama 45 hari di Batujajar, Cimahi, Jawa Barat. Sebelumnya, telah melalui TBM (Terjun Bebas Militer) 9 kali. Lalu Dessy juga sudah melakukan latihan mencakup teknik untuk kelas akurasi, freestyle dan formation skydive.
Menurut Dessy, banyak tantangan sekaligus pengalaman saat latihan terjun payung. Karena kendala angin kencang, ia pernah harus mendarat di sebuah lapangan kecil di tengah pemukiman. Lalu bagaimana kembali ke tempat latihan awal. “Ya, ke sana kembali naik taksi deh,” ungkap Dessy tentang pengalamannya ( sumber Majalah Baret Merah edisi April 2014)