
Danjen Kopassus, Mayjen TNI Madsuni menyampaikan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok Nabi yang memiliki akhlak yang baik, sebagaimana ditegaskan dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi : “Laqod kaana lakum fiirosulillahi uswatun khasanah”. Artinya : “Sungguh telah ada dalam (diri) pribadi Rasulullah itu suri teladan yang baik”.
Ayat ini sangat dalam maknanya,yaitu sebagai suatu penegasan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW untuk mampu meneladani akhlak, sikap dan perilaku Nabi yang sangat baik.
Selanjutnya Danjen menegaskan bahwa akhlak merupakan pondasi dasar seseorang yang beriman. Peletakan dasar akhlak yang telah ditanamkan Rasulullah adalah sangat relevan dalam sendi kehidupan kita sebagai prajurit maupun PNS. Hal itu sebagaimana yang telah di tanamkan dalam sendi-sendi dasar kehidupan prajurit yakni, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI serta Panca Prasetya Korpri.
Peringatan tahun ini mengangkat tema : “Jadikan Hikmah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1438 H/2016 M, Kita Mantapkan Profesionalisme Prajurit TNI guna Kelancaran dan Keberhasilan Pelaksanaan Tugas dan Pengabdian kepada Bangsa dan Negara”. Tema tersebut mengajak kepada segenap warga Kopassus untuk semakin meningkatkan profesionalitasnya dalam setiap pelaksanaan tugas, dengan meneladani akhlak mulia yang diamalkan Rasulullah selama perjuangannya dalam menebarkan syiar Islam.
Sebagai utusan Allah SWT, kita memahami empat sifat mulia yang dimiliki oleh Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yaitu Siddiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh. Siddiq artinya benar, bukan hanya perkataannya yang benar, tetapi juga perbuatannya. Amanah, benar-benar bisa dipercaya. Jika urusan diserahkan padanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Fathonah, yaitu cerdas. Dalam menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an yang diperjelas dengan puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Dan terakhir Tabligh artinya menyampaikan. Segala Firman Allah yang ditujukan oleh manusia, selalu disampaikan oleh Nabi.
Bapak KH. Drs. Ahmad Mursyidi, selaku penceramah dan Imam Masjid Al Badriyah, Tanjung Barat menjelaskan tentang perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW mulai kelahirannya, yang ditinggalkan oleh ayah (yatim), dan usia 6 tahun ditinggal oleh ibunya (yatim piatu), serta ditinggal oleh kakeknya saat berusia 8 tahun. Kemudian saat itu Nabi tinggal bersama pamannya untuk mencari nafkah sendiri dengan menggembala kambing.
Penceramah mengajak kita semua untuk meningkatkan keimanan dan disiplin sesuai keteladanan yang telah diberikan oleh Rasulullah. Khususnya kepada ibu-ibu untuk mengajarkan kepada putra-putrinya akhlak yang mulia dan baik. Bapak KH. Drs. Ahmad Mursyidi juga menyampaikan bahwa Maulid Nabi banyak sekali manfaatnya. Pertama, dengan Maulid kita bisa menjaga tali silaturahim. Kedua, dengan adanya peringatan Maulid, banyak kalimat-kalimat thoyibah yang kita dengungkan (bacaan Al Fatihah sholawat ibu-ibu dan anak-anak kita) yang dicatat oleh malaikat Raqib, sesuai surat Qaf ayat 18 : “Ma yalfithu min qawlin illa ladayhi raqeebun aateed”. Yang artinya : “Tidak ada satu lafad yang kau ucapkan, yang kau baca, yang kau ikuti kecuali semua terekam, tercatat oleh malaikat Raqib”.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, diawali dengan pembacaan surat Al Ahzab ayat 21, yang dibacakan oleh Serda Musmulyadi dari Batalyon 812 Sat 81 Kopassus, dengan sari tilawah Serda (K) Evi, serta qasidah dan marawis yang diisi oleh ibu-ibu, anak-anak keluarga besar Kopassus dan anggota Kopassus.
Hadir dalam peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, diiantaranya Wadanjen Kopassus, para Asisten Danjen Kopassus, para Kabalak Kopassus, Pamen Kopassus, para Perwira, Bintara, Tamtama dan segenap PNS Kopassus dari Denma Makopassus, Grup 3 Kopassus dan Sat-81 Gultor Kopassus, serta Ketua Persit Kartika Chandra Kirana PCBS Kopassus dan para Ketua Cabang beserta Pengurus Persit.